25 April 2025
Di ujung jalan kecil yang ramai saat malam tiba, ada satu gerobak sederhana yang selalu mengepul dengan aroma menggoda. Itulah tempat Pak Hadi mengais rezeki, seorang pedagang nasi goreng yang telah berjualan selama lebih dari dua dekade. Gerobaknya mungkin tak berubah banyak sejak pertama kali didorong keluar rumah, tapi cerpen bahagia di baliknya terus berkembang. Setiap malam, bukan hanya piring-piring nasi goreng yang berpindah tangan, tetapi juga senyum, sapa hangat, dan obrolan ringan yang menghangatkan suasana.
Pak Hadi memulai usahanya setelah di-PHK dari pabrik tekstil pada akhir tahun 1999. Bermodal resep turun-temurun dari almarhum ibunya dan sedikit uang pesangon, ia membeli gerobak bekas dan memulai hari-harinya sebagai pedagang kaki lima. Awalnya berat, apalagi bersaing dengan warung makan yang lebih mapan. Tapi Pak Hadi percaya satu hal: rasa yang tulus tidak akan bohong. Dan benar saja, perlahan pelanggan mulai berdatangan, sebagian karena rasa nasi gorengnya yang khas, sebagian lagi karena kehangatan Pak Hadi yang tak pernah absen menyapa dengan senyum.
Lebih dari sekadar menjual makanan, Pak Hadi menciptakan ruang pertemuan. Mahasiswa, sopir ojek, karyawan lembur, hingga satpam kompleks—semua pernah duduk di bangku kayu kecil di samping gerobaknya. Di sana, mereka bukan sekadar pembeli, tapi juga sahabat dalam lelahnya malam. Banyak cerita dibagi, mulai dari urusan cinta, beban hidup, hingga mimpi-mimpi yang kadang terdengar mustahil. Dan Pak Hadi, dengan tangan terus mengaduk nasi di wajan besar, mendengarkan sambil sesekali melempar tawa.
Kini usia Pak Hadi mulai menua, tapi semangatnya tak pernah surut. Baginya, gerobak nasi goreng itu bukan hanya sumber penghasilan, tapi juga jembatan kehidupan. Ia tidak pernah tahu siapa yang akan datang malam ini—mungkin pelanggan lama, atau orang asing yang akan menjadi teman baru. Yang pasti, selama wajan masih bisa memanas dan nasi bisa digoreng, cerita Pak Hadi akan terus berjalan. Bukan hanya tentang makanan, tapi tentang hidup yang dijalani dengan sabar, hangat, dan penuh rasa.